Is this what do people said something called "Love"?
Aku gak tau ini disebut apa,
Rasa itu muncul kayak serangan jantung. (kurang lebih, setidaknya...)
Aku yang suasana hatiku lagi biasa - biasa aja,
Tiba - tiba berubah saat ketemu dia.
Paling gak ada rasa bahagia yang gak tau dari mana,
Bukan bahagia biasa,
Dan rasanya lebih manis daripada waktu aku di masa kejayaan dulu (Aku waktu SD bisa dibilang begitu...)
Dan paling parah (yang pernah kualami),
Tingkahku jadi gak jelas.
Apalagi waktu lagi berinteraksi dengannya.
Aku yang biasanya ngomong santai,
Tiba - tiba bisa berubah jadi rada sombong, jayus, ato malah gak jelas.
Dan ketika aku lagi berinteraksi dengannya sometime somewhere,
Hati rasanya berharap supaya waktu berhenti, dan gak ada jalan keluar dari ruangan itu,
Sehingga aku bisa sama dia lebih lama...
Is this what do people said something called "Love"?
Selasa, 24 Maret 2009
Minggu, 22 Maret 2009
Drive - Wanita Terindah
Dengan menatapmu saja aku merasa gila
Apalagi nanti ku dapat menyentuh hatimu
Melayang aku melambung tinggi
Tanpa pernah kau sadari
Kau buat jantungku berhenti
Kau adalah wanita terindah
Yang pernah kutemui
Kau luluhkan kau lumpuhkan aku
Saat menatap wajahmu
Cukup dengan satu senyumanmu
Aku bahagia
Kau ‘kan selalu sempurna
Ku hanya mengagumi saja
Senin, 09 Maret 2009
I Hate Last Friday... (2)
Biasanya, sebelum aku dateng, sudah ada beberapa anak OSIS yang mbantuin Mas Frank - kebersihan sekolah - buat nyiapin sholat Jum'at. Tapi, anehnya, ga' ada anak OSIS satupun di aula, cuma ada mas Frank yang lagi nutupi lantai aula sama karpet.
Akhirnya, aku manggil satu anak OSIS kelas 7, Nandra namanya. Dia kusuruh cari anak - anak OSIS lain buat bantuin, sementara aku bantuin Mas Frank di aula. Setelah Nandra kembali, Nandra bawa berita buruk. Semua anak OSIS lagi pada ulangan semua! Akhirnya, cuma aku sama Nandra yang nyiapin sholat Jum'at. Trus waktu Nandra kusuruh panggil Mas Frank buat bukain pintu belakang, aku nyiapin sendiri, mulai saf, mimbar, sampe mik aku semua yang ngurusin. Dan tragisnya, sampe jam pelajaran usai, persiapan belum siap! Aku sama Nandra ngebut, gak tau ada yang kurang shafnya, pokoknya yang penting selesai.
Setelah sholat jum'at, ada pelatihan OSN. Pikiranku udah gak kuat buat mikir. Tapi, paling ngga' aku bisa bareng dia, walau gak sebangku, tapi paling ga sekelas.
Tapi, setelah sholat jum'at, dia bilang ke aku "Iz, aku nanti gak ikut, mau pergi, sori..." Spontan, badanku lemes dan jantungku rasanya berhenti berdenyut. Kenapa tuhan begitu kejam Kenapa?????
Yah, paling ga' aku bisa ikut pelatihan. Lagian wakt itu materinya gak susah - susah amat. Jadi masih bisa agak relaks.
Setelah pelatihan selesai, cobaan terakhir dan terberat tiba. Aku ditelpon mamaku ini dialognya:
Aku: "Halo, Assalamualaikum."
Mama: "Waalaikum salam. Fa, dari mana??"
Aku: "Abis pelatihan, kenapa ma??"
Mama: "Papa ke Jember, baru tadi siang berangkat."
Aku: "HA! Trus aku gimana ma???"
Mama: "Ya udah, naik bemo aja, trus naik becak ke rumah. Uangnya udah disiapin di rumah."
Aku: "Ya udah, Assalamualaikum"
Mama: "Waalaikumsalam"
Begitulah, dialog telpon yang membawa cobaan terakhir di hari Jum'at itu. Cobaan ini berat banget. Karena selain udah lemas, aku harus bawa tas yang beratnya cukup bikin bahu pegel dalam waktu kurang dari 5 menit, trus aku juga bawa gitar.
Tapi untungnya, setelah dateng di halte, gak sampek setengah jam bemo GS tiba. Aku pilih di depan. Sopirnya kayak sangat terpaksa saat kutanya "Depan, Pak?". Bagian depannya pun ngeri, udah ga ada dasbornya, keliatan kalo itu mobil bekas yang udah gak layak berkendara.
Setelah sampe di depan perempatan, aku naik becak. Sampe di rumah, pagar dikunci, trus aku panggil orang di dalem gak ada respon. Akhirnya, aku taruh barang bawaan di depan pagar, trus manjat. Ambil uang buat bayar becak dan kunci, trus bayar becak dan buka pagar.
Setelah itu, aku beristirahat. Pengin tidur, tapi 1 jam lagi les. Akhirnya, aku siap - siap buat les, trus minta anter temennya papaku.
Itulah akhir dari Bad Friday. Semoga kejadian seperti ini gak bakal terulang lagi...
Akhirnya, aku manggil satu anak OSIS kelas 7, Nandra namanya. Dia kusuruh cari anak - anak OSIS lain buat bantuin, sementara aku bantuin Mas Frank di aula. Setelah Nandra kembali, Nandra bawa berita buruk. Semua anak OSIS lagi pada ulangan semua! Akhirnya, cuma aku sama Nandra yang nyiapin sholat Jum'at. Trus waktu Nandra kusuruh panggil Mas Frank buat bukain pintu belakang, aku nyiapin sendiri, mulai saf, mimbar, sampe mik aku semua yang ngurusin. Dan tragisnya, sampe jam pelajaran usai, persiapan belum siap! Aku sama Nandra ngebut, gak tau ada yang kurang shafnya, pokoknya yang penting selesai.
Setelah sholat jum'at, ada pelatihan OSN. Pikiranku udah gak kuat buat mikir. Tapi, paling ngga' aku bisa bareng dia, walau gak sebangku, tapi paling ga sekelas.
Tapi, setelah sholat jum'at, dia bilang ke aku "Iz, aku nanti gak ikut, mau pergi, sori..." Spontan, badanku lemes dan jantungku rasanya berhenti berdenyut. Kenapa tuhan begitu kejam Kenapa?????
Yah, paling ga' aku bisa ikut pelatihan. Lagian wakt itu materinya gak susah - susah amat. Jadi masih bisa agak relaks.
Setelah pelatihan selesai, cobaan terakhir dan terberat tiba. Aku ditelpon mamaku ini dialognya:
Aku: "Halo, Assalamualaikum."
Mama: "Waalaikum salam. Fa, dari mana??"
Aku: "Abis pelatihan, kenapa ma??"
Mama: "Papa ke Jember, baru tadi siang berangkat."
Aku: "HA! Trus aku gimana ma???"
Mama: "Ya udah, naik bemo aja, trus naik becak ke rumah. Uangnya udah disiapin di rumah."
Aku: "Ya udah, Assalamualaikum"
Mama: "Waalaikumsalam"
Begitulah, dialog telpon yang membawa cobaan terakhir di hari Jum'at itu. Cobaan ini berat banget. Karena selain udah lemas, aku harus bawa tas yang beratnya cukup bikin bahu pegel dalam waktu kurang dari 5 menit, trus aku juga bawa gitar.
Tapi untungnya, setelah dateng di halte, gak sampek setengah jam bemo GS tiba. Aku pilih di depan. Sopirnya kayak sangat terpaksa saat kutanya "Depan, Pak?". Bagian depannya pun ngeri, udah ga ada dasbornya, keliatan kalo itu mobil bekas yang udah gak layak berkendara.
Setelah sampe di depan perempatan, aku naik becak. Sampe di rumah, pagar dikunci, trus aku panggil orang di dalem gak ada respon. Akhirnya, aku taruh barang bawaan di depan pagar, trus manjat. Ambil uang buat bayar becak dan kunci, trus bayar becak dan buka pagar.
Setelah itu, aku beristirahat. Pengin tidur, tapi 1 jam lagi les. Akhirnya, aku siap - siap buat les, trus minta anter temennya papaku.
Itulah akhir dari Bad Friday. Semoga kejadian seperti ini gak bakal terulang lagi...
I Hate Last Friday... (1)
Ini cerita aku yang harus membanting tulang, sampe tulang remuk (abis dibanting), kepala pecah, and organ dalamku keluar semua...
Hari itu diawali dengan normal - normal aja. Malah aku semangat benget. Coz aku mau belajar gitar Passion Melancholic-nya Depapepe ke Baskoro. Lagian hari itu ada pelatihan OSN (do'ain menang yo!).
Namun semua berubah setelah jam tanda selesai istirahat berbunyi, tiga pelajaran terakhir - Seni rupa, Ekonomi, Fisika - bikin BT and bored banget!
Abis bel, pelajaran seni rupa dimulai. Waktu itu tentang stempel dari kentang or wortel yang diukir (ya iyalah. kalo dari buah belimbing sih anak 1 SD juga bisa...). Beberapa anak udah mulai ngumpulin tugasnya. Wisnu - si Hi-Tech dan star wars maniac - bikin stempel dari kentang yang diukir berbentuk lambang Jedi Order, Gema - anak OSN, sama kayak aku - bikin tiga macam stempel dari kentang: jejak sepatu, orang senyum, sama satu lagi lupa, hehe... Dan yang paling aneh waktu itu adalah punya Zeni. Hasilnya yang dia serahin ke Pak Makmun - Guru seni rupa kami - dikasih nama "sel darah". Gambarnya cuma lingkaran tak sempurna yang tengahnya ga' kena stempel.
Tapi dari semua itu, ada satu hal yang aku lupain: Punyaku belum jadi! Aku pun ga' bawa bahannya! Maka, jadilah aku seperti orang ga' jelas: Duduk bengong, jalan kesana kemari kayak pantat bisulan, ngomentari hasil orang, n mlongo liat Aksa - master gitar kelasku - maen gitarannya gitaris metal pake' gitar akustik.
Abis Seni rupa, Ekonomi. Ada yang bilang hari itu bakal ada ulangan. Sebenernya aku udah siap sih. tapi satu masalah lagi: Aku ga bawa buku tulis ekonomi! Aku sampe' ga' abis pikir. Betapa pelupanya aku ini. Hal yang udah jadi kebiasaan bisa lupa. Jadinya, sebelum gurunya dateng, aku udah keringat dingin, bayangin apa yang bakal terjadi. Disuruh keluar kelas, dapet nilai nol. AAAARGH...
Akupun mulai minta bantuan. Aku mulai minta pinjeman buku. Gak bisa. Aku minta temenku copot sampul buku tulisnya buat buku kosong yang aku bawa. Gak bisa juga. Akhirnya aku cuma bisa berharap, semoga gak jadi ulangan.
Dan ternyata, Allah mau mendengarkan permintaanku. Guru ekonomiku kayaknya lupa tentang ulangan. Akhirnya, ya pelajaran biasa. Satu jam lagi, satu jam lagi!! Sholat Jum'at, pelatihan, trus pulang dengan tenang...
Tapi, kayaknya Allah mau mengetes sampai mana batas kemampuan tubuhku. Setelah jam ekonomi, jam terakhir hari Jum'at yaitu Fisika. Sebagai OSIS bagian Keagamaan Islam, aku harus merelakan jam pelajaran terakhir setiap Jum'at - fisika - buat nyiapin sholat Jum'at di aula.
...
Hari itu diawali dengan normal - normal aja. Malah aku semangat benget. Coz aku mau belajar gitar Passion Melancholic-nya Depapepe ke Baskoro. Lagian hari itu ada pelatihan OSN (do'ain menang yo!).
Namun semua berubah setelah jam tanda selesai istirahat berbunyi, tiga pelajaran terakhir - Seni rupa, Ekonomi, Fisika - bikin BT and bored banget!
Abis bel, pelajaran seni rupa dimulai. Waktu itu tentang stempel dari kentang or wortel yang diukir (ya iyalah. kalo dari buah belimbing sih anak 1 SD juga bisa...). Beberapa anak udah mulai ngumpulin tugasnya. Wisnu - si Hi-Tech dan star wars maniac - bikin stempel dari kentang yang diukir berbentuk lambang Jedi Order, Gema - anak OSN, sama kayak aku - bikin tiga macam stempel dari kentang: jejak sepatu, orang senyum, sama satu lagi lupa, hehe... Dan yang paling aneh waktu itu adalah punya Zeni. Hasilnya yang dia serahin ke Pak Makmun - Guru seni rupa kami - dikasih nama "sel darah". Gambarnya cuma lingkaran tak sempurna yang tengahnya ga' kena stempel.
Tapi dari semua itu, ada satu hal yang aku lupain: Punyaku belum jadi! Aku pun ga' bawa bahannya! Maka, jadilah aku seperti orang ga' jelas: Duduk bengong, jalan kesana kemari kayak pantat bisulan, ngomentari hasil orang, n mlongo liat Aksa - master gitar kelasku - maen gitarannya gitaris metal pake' gitar akustik.
Abis Seni rupa, Ekonomi. Ada yang bilang hari itu bakal ada ulangan. Sebenernya aku udah siap sih. tapi satu masalah lagi: Aku ga bawa buku tulis ekonomi! Aku sampe' ga' abis pikir. Betapa pelupanya aku ini. Hal yang udah jadi kebiasaan bisa lupa. Jadinya, sebelum gurunya dateng, aku udah keringat dingin, bayangin apa yang bakal terjadi. Disuruh keluar kelas, dapet nilai nol. AAAARGH...
Akupun mulai minta bantuan. Aku mulai minta pinjeman buku. Gak bisa. Aku minta temenku copot sampul buku tulisnya buat buku kosong yang aku bawa. Gak bisa juga. Akhirnya aku cuma bisa berharap, semoga gak jadi ulangan.
Dan ternyata, Allah mau mendengarkan permintaanku. Guru ekonomiku kayaknya lupa tentang ulangan. Akhirnya, ya pelajaran biasa. Satu jam lagi, satu jam lagi!! Sholat Jum'at, pelatihan, trus pulang dengan tenang...
Tapi, kayaknya Allah mau mengetes sampai mana batas kemampuan tubuhku. Setelah jam ekonomi, jam terakhir hari Jum'at yaitu Fisika. Sebagai OSIS bagian Keagamaan Islam, aku harus merelakan jam pelajaran terakhir setiap Jum'at - fisika - buat nyiapin sholat Jum'at di aula.
...
Langganan:
Komentar (Atom)
